top of page
  • Pheseline Felim

Minggu Pertama Kuliah (lagi), panik!


Halo semuanya!

Aku lagi di perpus kampus pas tulis artikel ini. Niatnya mau sambil minum boba, tapi ternyata tutup. Padahal di Google tulisnya buka sampai jam 6 sore.

Pasti ada yang reaksi begini:

"Perpus?"

"Rajin banget weekend gini di perpus"

"C'mon... kayak gak ada tempat lain aja."

Mau gimana lagi.. ini satu-satunya tempat yang paling aman dikunjungi di kondisi darurat COVID-19 sekarang ini.

Artikel ini curhatan salah satu pelajar asing yang agak panik & stress di minggu pertama kuliah hahaha Kenapa?

Let's Start!

Minggu lalu kampusku, termasuk dosen-dosen mata kuliah yang aku ambil semester ini, sudah sangat siap menyambut mahasiswa/i nya yang akan memulai (kembali) studinya di semester 1. Aku menerima email dari dosen-dosenku terkait reading lists, pre-class workbook, dan assessment yang perlu dikerjakan. Dengan penuh antusias aku menyicil satu per satu kegiatan yang harus dilakukan sebelum masuk kelas minggu depan. Aku juga semangat banget karena akan ada orientation week (O-Week) di mana aku bisa mengetahui banyak informasi tentang kampus, clubs, dan festival seru lainnya.

Tapi memang feelingku sudah semakin tidak enak. Setiap hari aku baca dan dapat berita kalau penyebaran COVID-19 semakin meluas di Australia. Mulai dari berita Tom Hanks dan istrinya dinyatakan positif terinfeksi virus tersebut saat pre-production di Gold Coast, batalnya pertandingan F1 di Melboune di H-1 karena ada crew yang positif terinfeksi, hingga tutupnya tempat wisata Luna Park. Di tambah lagi, aku melihat daerah Melbourne CBD sepi banget; gak seperti biasanya. Yang masih ramai adalah supermarket dengan rak-raknya yang kosong. Please, beli kebutuhan secukupnya aja. Jangan panic buying. Kasihan orang-orang yang punya keadaan tertentu sehingga gak memungkinkan buat rebutan barang di supermarket.

Oke, balik lagi hahaha

Tepat hari Minggu, 25 Maret 2020 malam, kami semua dapat informasi bahwa semua kegiatan besar O-Week dikampus dibatalkan setelah pemerintah Australia mengeluarkan status darurat pandemik COVID-19 dan melarang seluruh kegiatan yang melibatkan lebih dari 500 orang. Semua shock, sedih, dan sedikit menyayangkan keputusan kampus, terutama bagi mahasiswa/i baru. Tidak hanya itu, keesokan harinya aku mendapatkan email resmi dari kampus terkait sistem pembelajaran di semester 1. Semua pembelajaran akan dilaksanakan secara online. Oh no!

Semenjak pengumuman tersebut, aku banyak menerima email dari dosen-dosenku untuk memberikan instruksi kegiatan online yang harus diselesaikan setiap minggu. Belum selesai menyelesaikan instruksi di email yang satu, datang lagi email lainnya. Dan parahnya, gak akan ada group assignments/project. Semuanya jadi individual assignment dengan workload yang sama. Mau nangis gak sih? :'(

Jujur agak kelimpungan karena banyak informasi yang aku terima dalam sekali waktu. Karena itu lah aku jadi panik dan agak stres. Semua timetableku berubah dan aku harus menyusun ulang satu-satu kegiatan yang harus aku lakukan setiap hari dengan detail.

Untungnya banget, aku sudah sempat menyicil baca beberapa materi dari reading lists dan pre-class workbook, jadi aku masih bisa langsung fokus di kegiatan tambahan lainnya. Selain itu, setiap aku mulai panik dan stress, aku selalu ingat kalau aku gak sendiri. Teman-teman yang lain juga mengalami hal yang sama denganku, bahkan mungkin ada yang masih belum bisa menyesuaikan diri. Aku juga selalu berusaha untuk melakukan kontak dengan teman-temanku untuk sekedar ngobrol, berbagi jokes (banyak banget meme yang bikin ngakak), dan saling menguatkan. Ini membantu banget buat emotional support!

Terima kasih banyak teman-temanku! <3

Semakin hari aku semakin bisa menerima keadaan karena aku mulai merasa tenang dengan melakukan checklist kegiatan setiap hari dan memanfaatkan waktu dengan baik. Kelas online pertamaku dilakukan hari Selasa, 16 Maret lewat Zoom yang ternyata lumayan menyenangkan. Dosenku (untungnya) asik dan selalu mengapreasiasi usaha kita. Feedback yang diberikan juga membangun, sehingga kita banyak dapat insights. Bitmoji di atas asalah satu tugas kuliahku loh hahaha seru! Dan sampai hari ini, aku masih bisa buka jurnalku dan curhat begini artinya aku masih bisa meluangkan waktuku untuk kegiatan non-akademik.

So... Minggu ini aku belajar kalau dengan menerima keadaan, mau beradaptasi, dan tetap tenang itu penting banget. Bisa dibilang aku orang yang agak keras kepala dan sulit menerima perubahan, tapi who cares? Keluarga, teman-teman, dan orang sekitar kita cuma bisa kasih support, tapi akunya kekeuh dengan pemikiran sempitku, ya tetap aja kita akan ketinggalan di belakang.

Di awal aku dapat situasi ini, aku kesal dan marah banget, tapi aku pun gak tahu ke siapa. Habis itu lama-lama jadi capek sendiri dan sadar kalau perasaan dan pikiran negatif itu gak akan menyelesaikan masalah. Keadannya memang sudah begini; semua keputusan yang diambil pasti sudah melalui proses pertimbangan yang panjang. Keputusan kampusku dan kampus-kampus lainnya di Australia untuk menjadikan semua kegiatan perkuliahan pasti adalah keputusan terbaik untuk semua orang, setidaknya untuk menghambat penyebaran COVID-19 ini. Dan aku yakin, Tuhan pasti sedang menyiapkan sesuatu yang luar biasa untuk kita semua setelah kita berhasil melewati keadaan ini. Yang penting, sabar, banyak doa, dan jaga kesehatan, guys!

Anw, kampusku benar-benar strict banget sama peraturan social distancing. Kita dilarang untuk duduk di kursi atau menggunakan meja yang ditempel kertas/label larangan supaya kita punya jarak minimal 1,5 meter dengan orang lain. Cool!

Sebelum aku menyelesaikan curhatanku ini, aku mau share video yang aku tonton di YouTube beberapa hari lalu. Menurutku bagus banget buat jadi refleksi pemerintah mau pun diri kita sendiri.

Terima kasih sudah membaca curhatanku sampai kalimat terakhir. Tunggu postingan lainnya & wish me luck ya!

87 views0 comments

Recent Posts

See All
bottom of page